Bacaan Firman Tuhan "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik." (Ay.9)
Panggilan dalam nas ini ditujukan oleh Rasul Paulus bagi persekutuan jemaat yang ada diroma dengan latar belakang yang berbeda dengan yang lain (Kristen Yahudi dan Kristen Non Yahudi) dimana Kristen yahudi merasa mereka lebih tinggi statusnya dibandingkan dengan Kristen Non yahudi dan melalui surat rasul paulus kepada jemaat roma berkata " Hendaklah kasihlah yang mempersatukan persaudaraan di tengah-tengah persekuatuan. Karna dengan kasih kita akan dapat saling memberi hormat, saling mengutamakan satu dengan lain dan tidak ada yang sibuk mencari keuntungan dan kesenangan sendiri.
Ayat-ayat
ini merupakan kumpulan kata-kata mutiara yang berakar pada pengertian kasih
tanpa pamrih. Ayat 10b mengidentikkan kehormatan dan rasa malu (“hendaknya
saling mendahului dalam memberi hormat”). Kehormatan harus diberikan. Rasa malu
adalah sikap peka terhadap kehormatan seseorang, perhatian terhadap apa yang
dipikirkan, dikatakan dan dilakukan orang lain. Nasehat Paulus itu mengarah
pada kehidupan yang terhormat. Di atas semua itu “layanilah Tuhan”, berbuatlah
hal-hal yang terhormat: bergembira dalam pengharapan, sabar, tekun dalam doa.
Juga dengan membantu orang-orang yang menderita: janda, anak yatim piatu, para
tawanan dan yang kekurangan.
Juga
dinasehatkan jangan mengutuk para penganiaya, jangan mengecilkan atau menyerang
kehormatan orang lain, bahkan yang menganiaya sekalipun. Allah akan
mengusahakan keseimbangan dalam kehormatan dan rasa malu. “Menumpukkan bara api
di atas kepalanya” rupanya diambil dari cara penghukuman di Mesir, dimana
pesakitan meletakkan di atas kepalanya sebuah piring berisi bara api untuk
mengungkapkan penyesalan. Pembalasan dengan tindakan “terhormat” terhadap
tindakan lawan yang “mempermalukan” merupakan tindakan yang dapat mempengaruhi
lawan untuk bertobat. Dengan kata lain, janganlah membalas perbuatan yang
mempermalukan, melainkan balaslah kejahatan yang mempermalukan dengan jawaban
yang terhormat.
seseorang sedang melewati hutan
melihat seekor Serigala yang sudah lumpuh keempat kakinya. Ia ingin tahu
bagaimana Serigala itu dapat bertahan hidup. Lalu ia melihat seekor Harimau
datang dengan membawa seekor Kijang hasil buruannya. Harimau itu makan
sepuasnya dan meninggalkan sisanya. Serigala tersebut makan dari sisa Harimau
tersebut. Orang itu pun mulai mengagumi kebaikan Tuhan dan berkata dalam hati:
“Aku juga akan menganggur di rumah saja dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan
karena Ia akan mencukupi segala kebutuhanku!” Ia melakukan niatnya berhari-hari
lamanya, tetapi tidak terjadi apa-apa. Ketika orang yang malang itu sudah
hampir mati, terdengarlah suara menyapanya: “Hai, engkau orang yang sesat,
bukalah matamu kepada kebenaran. Berhentilah meniru Serigala yang
lumpuh!”
Di jalan ia melihat seorang gadis
kecil mengigil kedinginan dengan pakaiannya yang tipis. Tiada harapan baginya
untuk mendapatkan cukup makanan. Ia menjadi marah dan berkata kepada Tuhan,
“Mengapa hal ini Kau biarkan terjadi? Mengapa engkau tidak berbuat sesuatu?”
Sementara waktu Tuhan tidak berkata apa-apa. Malam harinya Tuhan menyapa si
peniru Serigala tersebut: Aku telah berbuat sesuatu. Aku menciptakan engkau!
Dan membawa engkau kepada gadis itu, tapi hatimu sama sekali tidak tergerak
untuk menolong gadis malang itu.
Rasul Paulus menasihati orang percaya tentang bagaimana caranya kita tampil dalam
dunia sebagai tubuh Kristus, bahkan terhadap dunia yang menganiaya kita, dan
terhadap orang lain yang menderita penganiayaan dunia.
Bahwa kita
sebagai alat-alat Tuhan untuk mewujudkan damai sejahtera. Damai sejahtera bagi semua orang adalah tujuan Allah dalam Kristus. Damai
sejahtera tidak cocok dengan kejahatan, karena itulah tubuh Kristus harus
tampil beda, karena selalu akan ada ketegangan dengan dunia. Namun kejahatan
harus dikalahkan! Hanya, cara kita mengalahkan kejahatan ialah dengan
memberkati penganiaya dan berbuat baik kepadanya, supaya dia bertobat. Cara itu
bisa saja terasa tidak adil, tetapi rasul Paulus mengingatkan kita bahwa di
balik semua yang terjadi, Allah akan mengerjakan keadilan. Berhentilah meniru Serigala yang
lumpuh!” Selamat
hari Minggu. Amin.
Terimakasih Anda baru saja membaca Renungan Harian | Khotbah dari
Kitab Roma 12 : 9 - 21 Hiduplah Dalam Iman dan Kasih
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Roma 12 : 9 - 21 Hiduplah Dalam Iman dan Kasih ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Kitab Roma 12 : 9 - 21 Hiduplah Dalam Iman dan Kasih
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Roma 12 : 9 - 21 Hiduplah Dalam Iman dan Kasih ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Terima kasih atas motifasi rohani yang telah saya baca pada artikel,semoga dapat menyantuni semua para pelayan serta jemat Tuhan dimanapun berada.setelah membaca katakan, amin. Karena, menurut saya juga, iman dan kasih itu satu paket.Artinya tidak akan dapat terpisahkan satu dgn yg lain. Iman tak jelas bila tdk ada tindakn kasih, kasih tanpa iman juga akan tawar karena tidak bertahan lama. Demikian,semoga kita semua milikNya, akan saling jadi berkat, amin. Tuhan memberkati
ReplyDeleteAmin aku udah mengerti
ReplyDeleteAmin. TYM
ReplyDeleteRohkudus menuntun kita agar kasih menjadi bagian dalam hidup kita,Amin
DeleteTerima kasih sudah memberi bahan pemikiran yang menjadi motivasi hidup untuk saling mengasihi dan peduli terhadap sesama ... Hiduplah rendah hati dan saling menghormati satu dengan yang lain.
ReplyDeleteRasul Paulus menasihati orang percaya tentang bagaimana caranya kita tampil dalam dunia sebagai tubuh Kristus,
ReplyDelete