Menurut sementara ahli, sebuah wejangan tentang
Ekaristi, yaitu tentang Yesus sebagai makanan sejati yang terdiri atas daging
dan darahNya, disisipkan ke dalam sebuah cerita tambah wejangan sbb:
Orang-orang Yahudi meminta sebuah "tanda" yang serupa dengan tanda
"manna". Yesus menanggapi permintaan itu sbb: Oleh karena ajaran Bapa
yang saya sampaikan kepada manusia, sayalah roti sejati yang dimakan melalui
iman, dst. Orang-orang Yahudi tidak mengerti, kecuali Petrus serta murid-murid
lainnya, Untuk mengerti pokok itu baiklah dibandingkan.
Ialah "meterai" Roh Kudus yang diterapkan
melalui baptisan, Ini kekuasaan Allah yang diberikan kepada Yesus untuk mengerjakan
"tanda-tanda", Harafiah: Inilah
pekerjaan Allah. Dengan "pekerjaan-pekerjaan orang-orang Yahudi",
Yesus memperlawankan kepercayaan kepada Utusan Allah.
Sama seperti Hikmat dahulu, demikianpun
Yesus mengundang manusia ke perjamuanNya. Dalam pandangan Yohanes Yesuslah
Hikmat Allah, yang dalam wahyu alkitabiah sudah menjurus ke kepribadian.
Kenyataan itu berdasarkan ajaran Kristus sendiri, sebagaimana sudah terasa
dalam injil-injil sinoptik, dsj. Tetapi dalam injil keempat pandangan terhadap
Yesus jauh lebih menonjol: oleh karena mempunyai asal-usul yang rahasia, hanya
Yesus sajalah yang mengenal rahasia-rahasia Allah dan mewahyukannya kepada
manusia, sehingga Dialah roti hidup yang mengenyangkan manusia yang lapar,
Jesus hendak menegaskan kepada orang-orang itu, bahwa
penting sekali mereka mengerti maksud rohani dari mukdjizat jang telah mereka
saksikan. Maksudnja supaja mereka pertjaja, bahwa Jesus utusan Allah. jang
berbitjara dan bertindak atas nama Allah, dan bahwa kekuasaan Allah bekerdja
didalamNja. Itu chususnja penting untuk mengerti pembitjaraan Jesus jang
berikut tentang makanan rohani jang akan diberikanNja kepada mereka. Mereka
harus jakin dan mengerti, bahwa Jesus, jang berkuasa memberi mereka makanan jasmani
setjara adjaib, djuga berkuasa memberi dagingNja sebagai makanan dan darahNja
sebagai minuman dalam arti jang akan diterangkanNja.
Maksudnya:"Jang dituntut oleh Allah ialah supaja
kamu percaya. Memang kepercayaan ini mengandung pula tuntutan bahwa mereka
harus taat kepada kepertjajaan itu.
Menurut
sementara ahli, sebuah wejangan tentang Ekaristi, yaitu tentang Yesus sebagai
makanan sejati yang terdiri atas daging dan darahNya, disisipkan ke dalam
sebuah cerita tambah wejangan sbb: Orang-orang Yahudi meminta sebuah
"tanda" yang serupa dengan tanda "manna". Yesus menanggapi permintaan
itu sbb: Oleh karena ajaran Bapa yang saya sampaikan kepada manusia, sayalah
roti sejati yang dimakan melalui iman. Orang-orang Yahudi tidak mengerti,
kecuali Petrus serta murid-murid lainnya. Untuk mengerti pokok itu baiklah
dibandingkan dan Jerusalem:
Ada
tiga pendekatan pada penafsiran bagian ini. Ketiga tafsiran tersebut berpusat
pada masalah kepentingan Perjamuan Kudus di dalam tafsiran nas ini. Ada
penafsir yang berkata bahwa nas ini, terutama, membicarakan Perjamuan Kudus.
(Selain nas ini, Injil Yohanes tidak menyebutkan Perjamuan Kudus.) merupakan
dukungan yang paling kuat bagi pandangan ini. Namun tafsiran ini sangat sulit
diterima. Jika nas ini membahas Perjamuan Kudus, maka pasal, yang berkata
"...sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum
darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu", berarti bahwa
keikutsertaan dalam Perjamuan Kudus merupakan syarat mutlak untuk keselamatan,
sedangkan Injil Yohanes, dan seluruh Perjanjian Baru, mengajar bahwa syarat
satu-satunya adalah iman dalam Yesus Kristus, dan bukan perbuatan mana pun.
Selain alasan tersebut, menurut pasal nas ini diucapkan oleh Tuhan Yesus "di
Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat". Di rumah ibadah itu mereka
tidak mengerti sedikit pun mengenai Perjamuan Kudus, sehingga khotbah ini
mustahil dimengerti jika pandangan ini diterima.
Tafsiran
kedua adalah bahwa dalam khotbah ini, istilah "roti",
"daging", "darah", dan "minuman" hanya melambangkan
diri Yesus Kristus. Menurut tafsiran ini, dalam khotbah ini Tuhan Yesus
menekankan bahwa manusia harus menerima Dia untuk memperoleh hidup yang kekal.
Tafsiran
yang ketiga setuju dengan yang kedua, tetapi juga menerima kenyataan bahwa nas
ini, jika dibaca orang Kristen, mengingatkan mereka tentang Perjamuan Kudus.
Namun
jika nas ini dibaca orang Yahudi, mereka teringat pada manna dan Musa. Bukankah
para pembaca pertama orang Yahudi, dan tujuan utama dari Injil Yohanes
penginjilan terhadap orang-orang Yahudi? Nas ini merupakan khotbah Tuhan Yesus
di rumah ibadah orang Yahudi. Di situ Dia meneruskan tema "Paskah
Baru". Dia dapat memuaskan kelaparan lima ribu orang karena Dia adalah
Tuhan Allah yang dulu memberi manna kepada umat Israel. Dia dapat berjalan di
atas air karena Dia adalah Tuhan Allah yang dulu menuntun umat Israel
menyeberangi Laut Teberau, dan Dia, sebagai roti hidup, dapat menyelamatkan
mereka, karena Dia adalah Tuhan Allah yang dulu memberi manna itu kepada
Israel.
Pada
dasarnya, Perjamuan Kudus merupakan suatu kiasan mengenai pengorbanan Tuhan
Yesus dan keselamatan yang Dia sediakan. Demikian juga ungkapan dan bahasan
"Roti Hidup" merupakan kiasan mengenai pengorbanan Tuhan Yesus dan
keselamatan yang Dia sediakan. Dua-duanya merujuk kepada Tuhan Yesus serta
karya-Nya.
Terimakasih Anda baru saja membaca Renungan Harian | Khotbah dari
Kitab Johanes 6:24-35
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Johanes 6:24-35 ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Kitab Johanes 6:24-35
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Johanes 6:24-35 ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Belum ada tanggapan untuk "Johanes 6:24-35"
Post a Comment