Nats khotbah ini merupakan sebuah teguran dari Tuhan Yesus untuk para
imam kepala dan tua-tua Yahudi yang masih meragukan kuasa Yesus, dan
masih hidup dalam kemunafikan. Sebagai petinggi agama mereka hanya
mengerti ajaran-ajaran Taurat TUHAN tetapi tidak melakukannya. Melalui
perikop ini paling tidak ada beberapa hal bagaimanakah sikap seseorang
mengiyakan dan menjalankan perintah Yesus?
1. Hidup Dalam Pengakuan Kuasa Yesus.
Jika ada sesorang yang merasa lebih benar, lebih baik, lebih pintar dan
lebih layak untuk menerima kekuasaan dari pada orang lain, maka ketika
ia melihat ada orang lain yang bisa melebihi ia dalam segala hal
kemungkinan besar bisa timbul rasa iri hati pada dirinya. Dengan rasa
iri hati yang semakin dalam mungkin ia akan mencoba untuk mencari jalan
untuk menyingkirkan atau pun menjatuhkan reputasi orang tersebut.
Begitulah yang terjadi dengan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi
ketika melihat banyak kemampuan yang bisa dilakukan oleh Yesus, dalam
berkhotbah/mengajar, menyucikan bait Allah dan mujizat yang dilakukan
oleh Yesus, tetapi ketika imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan
anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: Hosana bagi Anak Daud!” hati
mereka sangat jengkel). Sehingga ketika Yesus masuk ke Bait Allah, para
imam kepala dan tua-tua Yahudi mendatangi Yesus dan menanyakan kuasa apa
yang dipakai oleh Yesus. Yesus mengetahui maksud dari pertanyaan mereka
hanya untuk ‘menyudutkan’ Yesus. Maka Yesus membalikkan pertanyan
kepada mereka “dari manakah (kuasa) baptisan Yohanes? Dari sorga atau
dari manusia?”. Sebenarnya mereka tahu kalau kuasa Yohanes dari sorga
karena mereka adalah ahli dalam Taurat, tapi karena dari awal hendak
menjebak Yesus maka mereka menjawab “kami tidak tahu”. Karena Yesus
melihat kemunafikkan dan ketidakjujuran dalam diri mereka maka Yesus
juga tidak memberitahukan kuasa apa yang ada pada Yesus. Walaupun
sebenarnya mereka tahu kuasa apa yang ada pada Yesus, hanya saja mungkin
karena Yesus berasal dari keluarga biasa dan mereka mengenal semua
keluarganya sehingga sulit bagi mereka untuk percaya
kuasa Yesus berasal dari Sorga.
2. Hidup Dalam Pertobatan
Ketika Yesus melihat ketidakpuasan dan pura-pura tidak mengerti atas
jawaban Yesus, maka Yesus kembali memberikan perumpamaan tentang dua
orang anak laki-laki. Sebuah gambaran dua kelompok manusia yang ada di
dunia ini. Pertama manusia yang mendengarkan perintah dan mengiyakan
tapi tidak dilakukannya. Kedua manusia yang mendengarkan perintah tapi
tidak mengiyakan pada awalnya tapi akhirnya dilakukanya karena sudah
menyesal/bertobat, sebaliknya, kalau orang
fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan
keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan
bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak
akan mati).Melalui perumpamaan ini kembali mengingatkan kita siapa pun
diminta supaya menjadi pelaku kehendak Allah/Yesus termasuk orang-orang
berdosa, seperti pemungut cukai dan perempuan sundal. Menyesal dan
percaya adalah langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk kita mampu
melakukan perintah Allah/Yesus. Amin..
Terimakasih Anda baru saja membaca Renungan Harian | Khotbah dari
Kitab Matius 21 : 23 - 32 Iyakan dan Jalankan Perintah Yesus
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Matius 21 : 23 - 32 Iyakan dan Jalankan Perintah Yesus ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Kitab Matius 21 : 23 - 32 Iyakan dan Jalankan Perintah Yesus
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Matius 21 : 23 - 32 Iyakan dan Jalankan Perintah Yesus ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Belum ada tanggapan untuk "Matius 21 : 23 - 32 Iyakan dan Jalankan Perintah Yesus"
Post a Comment