Bacaan Firman Tuhan " Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."
Ketika ada orang yang mengatakan kepada kita " itu saudara dan orang tuamu datang" tentu kita sangat gembira menyambut mereka, itulah kalau kita mengiyakan dalam duniawi. Nas ini menyatakan kepada kita melalui lukas ini ketika Yesus berada di galilea dan mengajar di rumah-rumah ibadah Dia kedatangan ibu dan saudara-saudaranya dan Yesus berkata "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." Di sini Yesus juga tidak bermaksud menghina ataupun menyangkal
ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya. Sebaliknya Yesus mengajarkan bahwa
barangsiapa yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah anggota keluarga-Nya
dalam kerajaan Allah. Maka yang Yesus ajarkan adalah keutamaan agar
seseorang melakukan kehendak Allah. Dengan demikian ungkapan ini bahkan
dapat bermaksud sebagai pujian kepada IbuNya, sebab Yesus mengakui
bahwa IbuNya pertama-tama adalah seseorang yang melakukan kehendak
Allah Bapa. Perhatikanlah juga bahwa pada saat menjelaskan, Yesus
menggunakan kata “ibu” dalam bentuk tunggal, sehingga artinya ialah
Yesus justru memuji Ibu-Nya sendiri sebagal pelaku Firman, dan bukannya
mengatakan bahwa semua pelaku Firman adalah ibu-Nya, sebab jika demikian
Ia seharusnya menggunakan kata “ibu- ibu”‘Ku. Dan tentu ini menjadi
tidak masuk akal, sebab memang Ibu Yesus hanya satu, yaitu Bunda Maria,
dan ia menjadi Ibu Yesus, pertama- tama karena ia mendengarkan firman
Allah dan taat melaksanakannya (lih. Luk 1: 38).
Ketaatan Maria kepada kehendak Bapa inilah yang menyatukannya dengan
Kristus melebihi dari hubungan darah. Maka ayat di atas tidak untuk
diartikan bahwa Yesus menyangkal ibu-Nya, melainkan untuk mengatakan
bahwa IbuNy layak untuk dihormati bukan saja karena ia telah
melahirkan Yesus tetapi karena ia pertama-tama menaati kehendak Allah.
Bila kita ingin diselamatkan Tuhan, hendaknya kita melakukan apa yang kita dengar tentang rencana dan kehendakNya. Kebahagiaan orang percaya jika ia tidak hanya sebagai pendengar tetapi ia juga harus menjadi pelaku firman sehingga kita menjadi saudara - saudara Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. Amin .....
‘keluarga besar Yesus’ adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan
melaksanakannya’. Secara umum, kita tidak hanya sekedar keluarga besar
Yesus, tetapi lebih tinggi lagi menjadi anak-anak Allah, dalam artian
menjadi pendengar sabda dan melaksanakannya.
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
‘keluarga besar Yesus’ adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan
melaksanakannya’. Secara umum, kita tidak hanya sekedar keluarga besar
Yesus, tetapi lebih tinggi lagi menjadi anak-anak Allah, dalam artian
menjadi pendengar sabda dan melaksanakannya.
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
‘keluarga besar Yesus’ adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan
melaksanakannya’. Secara umum, kita tidak hanya sekedar keluarga besar
Yesus, tetapi lebih tinggi lagi menjadi anak-anak Allah, dalam artian
menjadi pendengar sabda dan melaksanakannya.
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
‘keluarga besar Yesus’ adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan
melaksanakannya’. Secara umum, kita tidak hanya sekedar keluarga besar
Yesus, tetapi lebih tinggi lagi menjadi anak-anak Allah, dalam artian
menjadi pendengar sabda dan melaksanakannya.
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
‘keluarga besar Yesus’ adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan
melaksanakannya’. Secara umum, kita tidak hanya sekedar keluarga besar
Yesus, tetapi lebih tinggi lagi menjadi anak-anak Allah, dalam artian
menjadi pendengar sabda dan melaksanakannya.
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
Kalau demikian menjadi keluarga atau menjadi saudara-saudara Yesus tidak terikat oleh hubungan darah atau ikatan duniawi lainnya, tetapi karena mengimani Yesus, mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Inilah ketegasan Yesus kepada para murid-Nya tentang pertanyaan mereka’siapakah saudara-saudara Yesus’.
Dengan demikian, kita juga adalah juga saudara Yesus, karena keterikatakan kita melalu sabda-Nya, dengan mana kita mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Melalui ajaran-Nya ini Yesus mau menekankan kepada kita semua agar memikirkan relasi kekeluargaan kita berdasarkan ajaran Yesus yakni kasih kepada sesama. Atas dasar ajaran kasih ini pula, maka diwajibkan saling mengasihi antar sesama, dan tidak saling memusuhi.
Yesus memang mengakui bahwa Maria adalah ibu-Nya, dan hadir bersama dengannya saudara-saudara-Nya, namun mereka bukanlah keluarga-Nya yang utama. Bagi Yesus, keluarga yang berdasar pada relasi dengan Allah jauh lebih penting dari pada relasi ikatan darah. Kristeria untuk menjadi anggota keluarga Yesus cukup mudah yakni dengan ‘mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah’.
Jika kita mengamati sabda Yesus peri hal ikatan persaudaraan ini, maka kita dihadapkan pada ‘keluarga biologis’ (ikatan darah), dan keluarga ekskatologis’ (keluarga masa depan). Keluarga biologis yang terdiri dari ikatan darah mencakup ibu, dan saudara-saudara-Nya (ikatan dunia) yang berada di luar, sedangkan ekskatologis adalah para murid-Nya yang duduk mengelilingi dan mendengarkan Yesus. Keluarga biologis tetap bisa ambil bagian dalam keluarga ekskatologis dengan syarat mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya.
Dengan kata lain, menjadi saudara-saudara Yesus dalam keluarga besar Allah, tidaklah sulit, asalkan kita semua mau membuka hati, mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Namun harus diakui bahwa sabda dan ajaran Yesus sering ‘membumi’ dengan ajaran dunia, sehingga ajaran Yesus ditolak oleh dunia. Dengan demikian, maka tidak mustahil para pengikut Yesus makin hari makin berkurang karena ajaran Yesus dianggap tidak sesuai dengan ajaran dunia.
Fenomena ini benar, tetapi jika kita mau mendalami sabda Yesus sebagai kebenaran, maka kita tidak perlu meragukan ajaran-Nya. Yesus sendiri sudah menyatakan Diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Sekiranya kita mengimani akan sabda-Nya, maka kita tidak meragukan ajaran-Nya yang penuh kuasa itu.
Pesan iman dan moral dari perikopa dari bacaan Injil hari ini antara lain bahwa Yesus mau menegaskan pentingnya keluarga ekskatologis tanpa mengecilkan pentingnya keluarga bilogis. Keluarga ekskatologis itu membentuk sekelompok orang yang duduk mengelilingi Yesus, mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Keluarga ekskatologis merujuk pada Gereja. Kita semua adalah anggota Gereja, dan kita akan menjadi keluarga ekskatologis, karena kita adalah pengikut Kristus, kita mau mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya (sabda-Nya).
- See more at: http://www.kuasadoa.com/2013/09/24/yesus-ibu-ku-dan-saudara-saudara-ku-ialah-mereka-yang-mendengarkan-sabda-allah-dan-melaksanakannya/#sthash.xegBpRsd.dpuf
Terimakasih Anda baru saja membaca Renungan Harian | Khotbah dari
Kitab Lukas 8 : 20 - 21 Mereka Melakukan kehendakKu
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Lukas 8 : 20 - 21 Mereka Melakukan kehendakKu ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Kitab Lukas 8 : 20 - 21 Mereka Melakukan kehendakKu
Ditulis Oleh Parlindungan manurung
Semoga Renungan | Khotbah dari Kitab Lukas 8 : 20 - 21 Mereka Melakukan kehendakKu ini Dapat mengkuatkan iman kita. Amin.. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Belum ada tanggapan untuk "Lukas 8 : 20 - 21 Mereka Melakukan kehendakKu"
Post a Comment